Bentrok antara massa demonstran dan aparat di Jawa Timur kembali pecah menyebabkan 105 polisi dan 12 TNI luka-luka serius.

Kericuhan tersebut menyebabkan 105 anggota kepolisian dan 12 personel TNI mengalami luka-luka akibat lemparan benda keras hingga aksi saling dorong dengan massa yang tak terkendali. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran besar di tengah masyarakat terkait cara penyampaian aspirasi yang seharusnya berlangsung damai.
Dibawah ini akan membahas beberapa informasi menarik lainnya seputar Info Kejadian Surabaya.
Kericuhan Pecah di Tengah Aksi Demonstrasi
Aksi demonstrasi yang awalnya berlangsung damai di kawasan Jawa Timur berubah ricuh ketika kelompok massa mulai melakukan provokasi. Insiden dimulai dengan pembakaran ban dan pelemparan batu ke arah aparat yang bertugas mengamankan jalannya aksi. Situasi yang semula terkendali dengan cepat bereskalasi menjadi bentrokan terbuka antara demonstran dan aparat keamanan.
Kehadiran ribuan massa yang menuntut realisasi kebijakan tertentu membuat petugas kewalahan mengendalikan situasi. Meski aparat sempat berusaha melakukan mediasi dengan perwakilan pengunjuk rasa, provokasi dari sejumlah oknum membuat keadaan semakin memanas. Lemparan botol, kayu, dan benda tumpul lainnya tidak dapat dihindari, bahkan mengenai sejumlah pengguna jalan yang tidak terlibat langsung dalam aksi.
Akibat kericuhan itu, lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama kota lumpuh total selama beberapa jam. Aktivitas masyarakat pun terganggu karena kepanikan meluas, terutama di sekitar kawasan pusat kota yang menjadi titik konsentrasi aksi. Beberapa fasilitas umum dilaporkan mengalami kerusakan, menambah panjang daftar kerugian akibat peristiwa tersebut.
Puluhan Aparat Keamanan Jadi Korban
Data resmi dari kepolisian Jawa Timur menyebutkan sebanyak 105 anggota kepolisian mengalami luka-luka. Mayoritas luka tersebut disebabkan oleh hantaman benda keras, lemparan batu, hingga terkena pecahan kaca. Beberapa korban bahkan harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami luka parah di bagian kepala.
Selain kepolisian, sebanyak 12 personel TNI yang membantu pengamanan juga ikut menjadi korban. Mereka terluka ketika mencoba menenangkan massa di barisan depan dan mencegah agar situasi tidak semakin runyam. Kehadiran TNI dalam pengamanan itu sebelumnya dimaksudkan untuk memberikan dukungan semata, namun justru ikut terseret dalam arus bentrokan.
Komandan Kodam V/Brawijaya menegaskan bahwa prajurit yang terluka akan mendapat pendampingan medis penuh. Ia juga mengecam aksi anarkis yang menyebabkan aparat keamanan menjadi korban, dan menegaskan bahwa semua pihak harus tetap menjunjung tinggi prinsip penyampaian pendapat sesuai aturan hukum yang berlaku.
Baca Juga: 997 Perusuh Demo di Jatim Diamankan, Buku Mencurigakan Disita
Respons Pemerintah dan Pimpinan Daerah

Gubernur Jawa Timur menyampaikan keprihatinannya terhadap peristiwa ini. Ia menegaskan bahwa unjuk rasa merupakan hak setiap warga negara, namun tidak sepatutnya dilakukan dengan cara merugikan orang lain. Pemerintah provinsi berjanji akan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengevaluasi jalannya pengamanan di lapangan.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan juga turut angkat bicara, menekankan bahwa segala bentuk aksi kekerasan tidak bisa dibenarkan. Pemerintah pusat meminta agar proses hukum ditegakkan bagi para provokator yang menyebabkan kerusuhan. Selain itu, langkah preventif akan digalakkan agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi di daerah lain.
Di sisi lain, sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi kemanusiaan ikut menyerukan agar semua pihak menahan diri. Mereka menilai kekerasan hanya akan memperdalam luka sosial dan merusak citra bangsa yang sedang berupaya menjaga harmoni di tengah gejolak politik dan ekonomi.
Ajakan Perdamaian Untuk Masyarakat
Setelah kericuhan reda, aparat keamanan terus berjaga ketat di beberapa titik rawan untuk mencegah potensi bentrok susulan. Pihak kepolisian memastikan bahwa sejumlah demonstran yang diduga menjadi provokator telah diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Proses investigasi masih berjalan dengan melibatkan tim gabungan TNI-Polri.
Masyarakat diharapkan tidak terprovokasi oleh informasi yang beredar luas di media sosial. Kepolisian mengingatkan agar warga hanya mengacu pada sumber informasi resmi agar tidak menimbulkan kepanikan baru. Upaya rekonsiliasi sosial pun mulai digencarkan dengan menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Ajakan damai muncul dari berbagai lapisan masyarakat. Semua pihak berharap agar demonstrasi dapat kembali menjadi sarana penyampaian aspirasi yang bermartabat tanpa harus mengorbankan keselamatan banyak orang. Rasa persatuan dan tanggung jawab bersama menjadi kunci agar kejadian serupa tidak berulang di masa mendatang.
Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita terbaru dan terupdate tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Surabaya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari detik.com
- Gambar Kedua dari jatim.suara.com