Meski suhu mencapai 38°C, para pelari Surabaya tetap bersemangat mengikuti Surabaya Heat Run Challenge 2025 di Jalan Raya Darmo.

Lebih dari 500 peserta, termasuk atlet profesional dan komunitas lari, menyesuaikan strategi latihan, hidrasi, dan waktu start demi menghadapi panas ekstrem. Panitia menyediakan pos penyegaran dan dukungan medis untuk menjaga keselamatan. Dibawah Akan kita bahas tentang pelari yang hadapin panasnya cuaca hanya ada di Info Kejadian Surabaya.
Hadapi Panas Ekstrem Pelari Surabaya
Cuaca panas ekstrem di Surabaya tak menghalangi semangat para pelari untuk tetap berlatih dan mengikuti ajang lomba marathon akhir pekan ini. Dengan suhu mencapai 38 derajat Celsius, sejumlah peserta memilih strategi khusus demi menjaga performa dan keselamatan di tengah teriknya cuaca.
Kegiatan lari bertajuk Surabaya Heat Run Challenge 2025 itu digelar di kawasan Jalan Raya Darmo pada Rabu (15/10/2025). Ajang ini diikuti lebih dari 500 pelari dari berbagai komunitas olahraga di Jawa Timur, termasuk atlet profesional dan penggemar lari jarak jauh.
Meskipun kondisi panas menyengat, atmosfer lomba tetap penuh antusiasme. Panitia memasang tambahan tenda air dan zona pendinginan di beberapa titik rute untuk membantu pelari bertahan menghadapi paparan panas ekstrem yang menguji fisik dan mental peserta.
Strategi Pelari Hadapi Suhu Ekstrem
Sejumlah pelari mengakui tantangan terbesar dalam kompetisi ini bukanlah jarak, tetapi suhu yang tinggi. Beberapa di antaranya bahkan mengatur ulang pola latihan dan waktu start agar tubuh bisa beradaptasi lebih baik terhadap panas siang hari.
Salah satu peserta, Rendy (29), mengaku mulai berlatih sejak subuh untuk mengondisikan diri. “Cuaca benar-benar ekstrem. Jadi saya biasakan diri lari di jam yang sama agar tubuh lebih siap menghadapi panas,” tuturnya. Strategi itu, katanya, membantu menjaga stamina tanpa overheat di tengah lomba.
Pelatih atletik dari KONI Surabaya, Siswoyo, menambahkan bahwa pengaturan waktu dan hidrasi sangat penting. Pelari harus tahu kapan memperlambat ritme dan memperbanyak asupan cairan. Dalam kondisi seperti ini, menjaga suhu tubuh jadi prioritas utama, jelasnya.
Baca Juga: Heboh! Petani di Tuban Temukan Mortir Aktif di Tengah Sawah
Dukungan Panitia dan Pengamanan Medis

Panitia lomba menyiapkan sejumlah langkah antisipatif untuk mencegah peserta mengalami dehidrasi ataupun heat stroke. Sebanyak 10 pos penyegaran didirikan setiap dua kilometer, lengkap dengan air mineral, semprotan air dingin, dan buah elektrolit alami seperti pisang serta semangka.
Ketua penyelenggara, Laila Rahmi, mengatakan cuaca ekstrem memang menjadi tantangan tersendiri dalam penyelenggaraan tahun ini. Namun, dengan dukungan medis dari RSUD Dr. Soetomo dan PMI Surabaya, acara dapat berlangsung aman dan terkendali.
Selain itu, panitia juga memperpendek jarak rute untuk kategori umum dari 21 kilometer menjadi 15 kilometer sebagai bentuk penyesuaian terhadap cuaca panas. Langkah itu dinilai bijak untuk menjaga keselamatan semua peserta sekaligus tetap menjaga nilai kompetisi.
Lari Jadi Gaya Hidup Sehat Warga Surabaya
Meski harus melawan panas, acara Surabaya Heat Run Challenge menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap olahraga lari terus meningkat. Banyak peserta datang bukan hanya untuk berlomba, tetapi juga untuk memperkuat solidaritas antar komunitas lari di Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang turut hadir dalam pembukaan, mengapresiasi semangat para peserta. “Olahraga ini menunjukkan karakter warga Surabaya yang tangguh. Meski suhu tinggi, semangat mereka tidak padam,” ungkapnya. Pemerintah berjanji akan terus mendukung kegiatan olahraga.
Bagi para pelari, pengalaman ini menjadi pelajaran penting bahwa bertanding bukan sekadar soal kecepatan, tetapi soal strategi dan ketahanan diri. Cuaca panas ekstrem berhasil menguji mental juara, namun tak memadamkan semangat warga Surabaya untuk terus berlari dan berprestasi.
Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Surabaya dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpecaya hanya di Info Kejadian Surabaya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari surabaya.kompas.com
- Gambar Kedua dari www.um-surabaya.ac