Posted in

Wakil DPRD Surabaya Soroti Masalah Sampah di Sungai

Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni, menyoroti masih maraknya perilaku warga yang membuang sampah ke sungai.

Wakil-DPRD-Surabaya-Soroti-Masalah-Sampah-di-Sungai

Fenomena ini, menurutnya, menjadi salah satu penyebab genangan air dan banjir di sejumlah titik Kota Pahlawan. Berikut ini Info Kejadian Surabaya akan memberikan informasi menarik mengenai sorotan Wakil DPRD Surabaya terkait perilaku warga yang membuang sampah di sungai.

Perilaku Membuang Sampah Masih Marak

Fathoni menegaskan, masih banyak warga yang membuang sampah besar seperti kasur, sofa, dan perabotan lain langsung ke sungai. Padahal, sudah ada Peraturan Daerah (Perda) yang melarang pembuangan sampah sembarangan dengan sanksi yang tegas.

“Perdanya sudah ada, dendanya Rp50 juta. Tapi kenapa tidak efektif? Karena jika pemerintah yang menyampaikan, sering dianggap angin lalu,” tambahnya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa penegakan hukum saja tidak cukup. Dibutuhkan strategi yang lebih kreatif untuk mengubah perilaku warga, agar kesadaran menjaga kebersihan sungai meningkat secara nyata.

Edukasi Melalui Influencer dan Media Sosial

Fathoni mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk mengubah pendekatan edukasi publik dengan memanfaatkan kekuatan media sosial dan influencer. Menurutnya, saat ini pengaruh pejabat publik terhadap masyarakat lebih terbatas dibandingkan pegiat media sosial yang memiliki daya jangkau luas.

“Sekarang ini eranya algoritma. Yang berpengaruh bukan pejabat, tapi pegiat media sosial. Jadi Pemkot harus menggandeng mereka untuk membangun kesadaran kolektif,” ujarnya.

Pemkot Surabaya pun diharapkan dapat meluncurkan kampanye kreatif yang menyasar generasi muda, misalnya melalui konten video edukatif, challenge, atau kolaborasi dengan influencer populer. Strategi ini diyakini lebih efektif dalam menyampaikan pesan pentingnya menjaga sungai dan lingkungan.

Baca Juga: Tabrak Lari Maut Pedagang Lontong Balap, Sopir Truk Teridentifikasi

Gerakan Partisipatif Masyarakat

Gerakan-Partisipatif-Masyarakat

Selain edukasi, Fathoni juga menekankan pentingnya melibatkan warga secara langsung dalam pengawasan perilaku pembuangan sampah. Ia menyarankan agar pemerintah memberi apresiasi kepada masyarakat yang aktif berperan menjaga lingkungan.

“Kalau sudah ada kesadaran, rakyat bisa jadi pagar ayu bagi kebijakan Pemkot. Misalnya, warga yang merekam orang buang sampah ke sungai bisa diberi penghargaan,” jelasnya.

Dengan cara ini, pemerintah tidak hanya memberi sanksi, tetapi juga membangun budaya partisipasi. Kesadaran kolektif masyarakat diharapkan menjadi kunci sukses pengendalian sampah di sungai.

Infrastruktur dan Pengendalian Banjir

Fathoni menegaskan bahwa program pengendalian genangan dan banjir di Surabaya masih berlanjut hingga 2026. Pemerintah kota terus membangun saluran baru, rumah pompa, dan sistem konektivitas antar saluran air untuk mempercepat aliran.

“Surabaya ini daerah kantong air. Aliran dari Malang, Brantas, sampai Bengawan Solo larinya ke sini. Jadi pembangunan pengendalian banjir memang bertahap,” ujarnya.

DPRD dan Pemkot juga menyiapkan skema pembiayaan alternatif agar proyek infrastruktur tetap berjalan meski anggaran terbatas. Targetnya, seluruh proyek tuntas pada 2027 sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung.

Sebagai contoh, wilayah Ketintang yang dulunya rawan banjir kini mulai bebas genangan setelah perbaikan sistem saluran air. “Dulu air dari Ketintang dibuang ke Rungkut, jadi lama surutnya. Sekarang sudah dibuang ke Sungai Karah, alirannya cepat dan tidak menggenang,” tambah Fathoni.

Inovasi dan Penghargaan untuk Lingkungan

Pemkot Surabaya kini tengah mengembangkan inovasi baru untuk mendorong partisipasi masyarakat menjaga sungai. Salah satu langkahnya adalah memberikan penghargaan bagi warga yang aktif melaporkan pembuangan sampah sembarangan.

Selain itu, program edukasi kreatif digabungkan dengan kompetisi lingkungan, seperti lomba kebersihan RT/RW atau penghargaan komunitas peduli sungai. Pendekatan ini diyakini bisa menumbuhkan kesadaran kolektif dan menciptakan budaya positif dalam menjaga lingkungan.

Fathoni menekankan, inovasi semacam ini tidak hanya mendorong kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab sosial warga terhadap lingkungan sekitar. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan sungai di Surabaya lebih bersih dan bencana banjir bisa diminimalkan.

Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Surabaya dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Surabaya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari antaranews.com
  2. Gambar Kedua dari antaranews.com