Posted in

Heboh! Ular Kobra 2 Meter Muncul di Pemukiman Situbondo

Warga Kelurahan Mimbaan, Situbondo, dibuat panik setelah seekor ular kobra sepanjang lebih dari dua meter muncul di halaman rumah pada Sabtu sore.

Heboh! Ular Kobra 2 Meter Muncul di Pemukiman Situbondo

Proses penangkapan berlangsung tegang karena ular menunjukkan sikap agresif. Ahli biologi menjelaskan cuaca panas memicu aktivitas reptil, sementara pihak BPBD mengimbau warga tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.

Berikut ini rangkuman berbagai informasi menarik lainnya dan relevan yang bisa menambah wawasan Anda ada di Info Kejadian Surabaya.

Heboh Penemuan Ular Kobra di Pemukiman

Suasana warga di Kelurahan Mimbaan, Kabupaten Situbondo, mendadak heboh setelah seekor ular kobra berukuran lebih dari dua meter muncul di halaman rumah warga pada Sabtu sore. Ular itu pertama kali terlihat oleh seorang ibu rumah tangga yang sedang menjemur pakaian, sebelum akhirnya meminta bantuan tetangga untuk menangkapnya.

Beberapa warga berinisiatif menggunakan alat sederhana berupa tongkat bambu dan karung goni untuk menjebak ular berwarna hitam legam tersebut. Proses penangkapan sempat berlangsung tegang karena ular menunjukkan sikap agresif dan sempat mematuk karung.

Menurut warga setempat, fenomena kemunculan ular seperti ini belakangan semakin sering terjadi, terutama pada siang hari. Mereka mengaku khawatir karena beberapa kali menemukan anak ular di sekitar kebun dan saluran air. Warga berharap pemerintah setempat memperhatikan masalah ini dengan melakukan sosialisasi penanganan satwa liar berbahaya di lingkungan padat penduduk.

Kondisi Cuaca Panas Picu Aktivitas Ular

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengonfirmasi bahwa suhu di wilayah Tapal Kuda, termasuk Situbondo, mencapai puncak panas hingga 36 derajat Celcius pekan ini. Kondisi tersebut diduga menjadi penyebab meningkatnya aktivitas reptil seperti kobra keluar dari sarangnya.

Ahli biologi dari Universitas Jember, Dr. Luthfi Arifin, menjelaskan bahwa kobra biasanya hidup di kawasan semak atau area persawahan yang lembap. Namun, saat kondisi lingkungan terlalu panas dan kering, mereka berpindah ke tempat yang lebih teduh, termasuk pekarangan rumah manusia.

Ia menambahkan bahwa masyarakat sebaiknya tidak memburu atau membunuh ular yang ditemukan, karena bisa memperburuk ketidakseimbangan ekosistem. Sebaliknya, langkah terbaik adalah melapor ke aparat berwenang untuk evakuasi. “Kobra berperan penting menjaga populasi tikus dan hewan kecil lain.

Baca Juga: Polisi Gerebek Pesta Seks Sesama Jenis di Surabaya, 34 Pria Diamankan

Warga Dihimbau Waspada dan Jaga Kebersihan Lingkungan

Warga Dihimbau Waspada dan Jaga Kebersihan Lingkungan

Menanggapi insiden itu, pihak BPBD Situbondo mengeluarkan imbauan agar masyarakat lebih berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di pagi dan sore hari. Mereka diminta memeriksa tempat-tempat gelap seperti tumpukan kayu, saluran air, atau gudang penyimpanan yang berpotensi menjadi sarang ular.

Beberapa wilayah di Situbondo Selatan dan Panarukan dilaporkan mengalami peningkatan kehadiran ular sejak awal musim kemarau panjang. Petugas lapangan mencatat sedikitnya tujuh laporan warga yang menemukan reptil liar dalam dua pekan terakhir.

Ketua RT setempat, Syamsul Arifin, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan komunitas penyelamat satwa untuk memberikan edukasi kepada warga. “Kami mengajarkan cara mengenali jenis ular berbisa dan langkah pertama jika digigit,” ujarnya. Ia berharap kegiatan ini bisa membantu masyarakat.

Fenomena Alam Yang Butuh Kewaspadaan

Fenomena munculnya ular di permukiman bukan hal baru di wilayah pesisir Jawa Timur, khususnya saat perubahan musim. Catatan dari Dinas Lingkungan Hidup Situbondo menunjukkan bahwa peningkatan suhu tanah memaksa banyak satwa, termasuk ular, keluar untuk beradaptasi mencari tempat baru.

Warga diimbau tidak menimbun sampah organik dekat tempat tinggal karena dapat mengundang tikus, yang menjadi mangsa utama ular. Selain itu, menjaga kebersihan saluran air dan memotong rumput liar di pekarangan disarankan untuk mengurangi potensi tempat persembunyian reptil.

Meski insiden ini mengguncang ketenangan masyarakat, sebagian warga melihatnya sebagai pengingat bahwa manusia dan alam saling terkait. Cuaca ekstrem dan perubahan perilaku satwa menjadi tanda pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan. Selama kewaspadaan ditingkatkan dan komunikasi antarwarga berjalan baik.

Dapatkan update terkini, berita terpercaya, dan informasi pilihan tentang Surabaya kami hadirkan setiap hari spesial untuk Anda, hanya di sini


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari surabaya.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari surabaya.kompas.com