Pembukaan kembali Ponpes Al Khoziny menjadi simbol semangat dan ketahanan dalam menghadapi musibah.

Setelah hampir tiga pekan vakum akibat tragedi ambruknya musala yang menelan 63 korban jiwa, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali membuka kegiatan belajar mengajar.
Pada Jumat malam, 17 Oktober 2025, sejumlah santri mulai kembali ke pondok untuk melanjutkan pendidikan mereka. Berikut ini adalah kumpulan informasi terbaru dan paling menarik dari Info Kejadian Surabaya.
Pemulihan Pasca Tragedi
Tragedi yang terjadi pada 29 September 2025 lalu mengakibatkan bangunan musala tiga lantai di Ponpes Al Khoziny roboh saat santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah.
Akibatnya, 67 santri meninggal dunia dan lebih dari 100 lainnya mengalami luka-luka. Proses evakuasi dan identifikasi korban berlangsung intensif, dan hingga kini, penyidikan oleh Polda Jatim masih berlanjut untuk mengungkap penyebab pasti ambruknya bangunan tersebut.
Kegiatan Belajar Mengajar Kembali Dimulai
Setelah hampir tiga pekan vakum akibat tragedi ambruknya musala. Ponpes Al Khoziny resmi memulai kembali kegiatan belajar mengajar. Kegiatan sementara difokuskan di Kampus 2 Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny, yang sebelumnya difungsikan sebagai posko darurat.
Gedung ini telah disiapkan dengan fasilitas belajar dan penginapan darurat agar santri dapat melanjutkan pendidikan mereka dengan aman dan nyaman.
Selain fasilitas, pengelola pondok juga menyiapkan jadwal belajar yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Termasuk pembagian kelompok belajar untuk menjaga kenyamanan dan keamanan santri.
Dengan langkah-langkah ini, Ponpes Al Khoziny memastikan bahwa proses pendidikan tidak terhenti. Sekaligus memberikan kesempatan bagi santri untuk kembali menata rutinitas belajar mereka setelah menghadapi trauma akibat tragedi.
Baca Juga: Kasus Mushala Ponpes Al Khoziny, Polda Jatim Masih Selidiki Penyebabnya
Alumni Siap Mendukung Pemulihan

Alumni Ponpes Al Khoziny menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap pemulihan pondok pasca-robohnya musala. Mereka aktif menginisiasi berbagai program dukungan, termasuk penyediaan beasiswa bagi santri yang mengalami cacat fisik atau kesulitan ekonomi akibat tragedi tersebut.
Selain itu, alumni juga membantu renovasi sementara fasilitas belajar dan penginapan untuk memastikan kegiatan pendidikan dapat berjalan kembali dengan lancar.
Selain dukungan materi, alumni juga fokus pada aspek psikologis santri dan keluarga korban. Mereka menyiapkan program trauma healing dan konseling agar santri yang terdampak dapat pulih secara emosional dan mental.
Dengan peran aktif alumni, diharapkan proses pemulihan Ponpes Al Khoziny menjadi lebih cepat, efektif, dan berkelanjutan. Sekaligus menjaga semangat belajar para santri tetap tinggi meski menghadapi cobaan berat.
Kesiapan Ponpes Dalam Menghadapi Tantangan
Ponpes Al Khoziny menunjukkan ketangguhan dan komitmen untuk tetap menjalankan proses pendidikan meskipun menghadapi ujian berat akibat ambruknya musala.
Pihak pengelola telah menyiapkan lokasi alternatif di Kampus 2 Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny, lengkap dengan fasilitas belajar darurat dan penginapan sementara untuk santri. Langkah ini memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan tanpa mengurangi kualitas pendidikan yang diberikan.
Selain itu, manajemen pondok bekerja sama dengan alumni, tokoh masyarakat, dan pihak terkait untuk mempercepat pemulihan fasilitas dan memberikan dukungan psikologis bagi santri dan keluarga korban.
Dengan persiapan matang dan dukungan luas, Ponpes Al Khoziny siap menghadapi berbagai tantangan ke depan, menjaga kontinuitas pendidikan. Serta membangun kembali kepercayaan dan semangat belajar santri.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Surabaya, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Surabaya sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari www.liputan6.com