Gaji jukir resmi parkir kendaraan di minimarket mungkin sudah menjadi rutinitas harian bagi sebagian besar warga kota.

Ternyata, di balik rompi oranye dan peluit yang tak pernah lepas dari tangan mereka, tersimpan cerita tentang penghasilan yang kadang mengejutkan. Di Surabaya, keberadaan jukir resmi ternyata sudah diatur oleh dinas terkait, dan gaji mereka bukan sekadar “uang terima kasih.”
Yuk, simak fakta-fakta menarik soal gaji jukir resmi di minimarket Surabaya Info Kejadian Surabaya. Bisa jadi setelah ini kamu makin menghargai jasa mereka yang setiap hari membantu parkirmu!
Ada Sistem Resmi dari Dishub
Di Surabaya, juru parkir yang bekerja secara resmi harus terdaftar dalam sistem Dinas Perhubungan (Dishub) setempat. Mereka bukan sembarang orang yang berdiri di pinggir jalan dan meniup peluit. Ada pelatihan, ada pembinaan, dan bahkan ada aturan seragam dan area kerja yang ditetapkan.
Menurut data dari Dishub Surabaya, saat ini terdapat lebih dari 1.200 titik parkir resmi di kota ini, dan sebagian di antaranya berada di depan minimarket seperti Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi.
Para jukir resmi ini sudah memiliki ID khusus dan rompi bertanda Dishub. Mereka juga tidak boleh memungut parkir semaunya, karena ada tarif resmi yang ditentukan oleh pemerintah kota.
Gaji Pokok + Uang Parkir
Nah, masuk ke pertanyaan utama: berapa gaji jukir resmi?
Seorang jukir resmi di minimarket di Surabaya tidak memiliki gaji tetap layaknya karyawan toko, tetapi mereka memperoleh penghasilan dari sistem bagi hasil retribusi parkir. Skemanya kira-kira seperti ini:
- Tarif parkir motor: Rp 2.000
- Tarif parkir mobil: Rp 3.000 – Rp 5.000
- Setiap hari, seorang jukir di minimarket bisa menangani 100–200 kendaraan (tergantung lokasi dan jam operasional)
Dari uang parkir yang mereka kumpulkan, ada persentase yang harus disetor ke Dishub sebagai retribusi resmi (biasanya sekitar 30–40 persen). Sisanya menjadi penghasilan jukir itu sendiri.
Jika dihitung kasar, dalam sehari seorang jukir bisa membawa pulang sekitar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 bersih. Dalam sebulan, jika mereka bekerja penuh waktu tanpa libur, penghasilan mereka bisa mencapai:
Rp 3 juta – Rp 4,5 juta per bulan!
Tentu saja, jumlah ini bisa bervariasi tergantung seberapa ramai lokasi tempat mereka bekerja. Jukir di minimarket dekat kampus atau perkantoran biasanya lebih sibuk dan bisa memperoleh penghasilan lebih besar.
Baca Juga: Surabaya Darurat Buaya? Fenomena Kemunculan Predator di Surabaya
Tugas Lebih dari Sekadar “Tiup Peluit”

Jangan salah, pekerjaan jukir bukan hanya meniup peluit dan mengarahkan kendaraan. Banyak dari mereka juga menjaga keamanan kendaraan pelanggan, memastikan motor tidak jatuh saling senggol, dan bahkan membantu pelanggan lansia atau ibu-ibu yang membawa banyak barang.
Di beberapa minimarket, ada juga jukir yang ditugaskan mencatat plat nomor kendaraan, membantu pembeli menyeberang jalan, bahkan membantu karyawan toko dalam jam padat. Semua ini termasuk dalam pelayanan ekstra, yang sering kali tidak terlihat oleh pelanggan, tapi sangat penting di mata pemilik toko dan warga sekitar.
Jukir Liar vs. Jukir Resmi
Salah satu masalah klasik di banyak kota besar, termasuk Surabaya, adalah keberadaan jukir liar yang tidak terdaftar dan memungut parkir sembarangan. Ini berbeda jauh dari jukir resmi. Biasanya, mereka tidak memakai rompi Dishub, tidak punya ID resmi, dan tidak bisa menunjukkan bukti legalitas saat ditanya.
Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan banyak penertiban dalam beberapa tahun terakhir untuk mengatasi hal ini. Bahkan, ada layanan pengaduan khusus jika kamu merasa dipungut parkir tidak wajar oleh jukir yang tidak resmi.
Sebagai warga yang bijak, kamu juga bisa mendukung jukir resmi dengan cara:
- Memberikan tarif parkir sesuai ketentuan
- Menolak membayar jukir liar yang memungut di area yang seharusnya gratis
- Melaporkan titik parkir ilegal ke Dishub atau via aplikasi resmi pengaduan
Haruskah Dihapuskan? Justru Perlu Diberdayakan!
Sering kali, ada anggapan bahwa jukir di depan minimarket tidak dibutuhkan, apalagi jika area parkirnya kecil. Tapi kenyataannya, keberadaan jukir resmi bisa mengurangi risiko macet, menambah rasa aman, dan memberi pekerjaan bagi masyarakat.
Dalam banyak kasus, jukir resmi juga menjadi “penjaga lingkungan” yang secara tak langsung memperhatikan lalu lintas sekitar toko. Mereka tahu siapa pelanggan tetap, siapa orang asing mencurigakan, dan siapa pengendara yang butuh bantuan. Fungsi sosial ini tidak bisa diremehkan.
Pemerintah kota pun menyadari hal ini dan kini sedang menggagas program pelatihan ulang untuk jukir agar mereka juga dibekali keterampilan tambahan, seperti pengelolaan parkir digital, komunikasi pelanggan, hingga pelatihan dasar keamanan.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Surabaya. Termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Surabaya sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari jatim.idntimes.com
- Gambar Kedua dari www.tempo.co