Jumlah korban selamat akibat ambruknya mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo bertambah menjadi 104 orang.

Penambahan ini terjadi setelah satu santri yang sebelumnya dilaporkan hilang, kembali dalam kondisi selamat dan ditemukan di rumah rekannya.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran Info Kejadian Surabaya.
Kronologi Penemuan Santri Hilang
Menurut Nanang, santri yang dilaporkan hilang itu lari keluar pondok dan menuju rumah rekannya saat bangunan runtuh. Orang tua santri tersebut berada di lokasi karena khawatir anaknya tertimbun reruntuhan. Namun, pada Jumat malam, santri itu kembali ke Ponpes dan bertemu dengan orang tuanya, sehingga data korban selamat diperbarui.
“Santri atas nama Ibnu asal Surabaya ini sempat dilaporkan hilang, tetapi ternyata berada di luar lokasi saat bangunan runtuh,” jelas Nanang.
Hal ini menunjukkan bahwa angka sementara terkait santri yang hilang belum bisa dijadikan acuan pasti. Hingga saat ini, laporan wali santri menunjukkan masih ada 49 orang yang belum diketahui keberadaannya. Namun, kemungkinan sebagian santri telah pulang tanpa memberi kabar kepada orang tua.
Jumlah Korban Meninggal Bertambah Menjadi 14 Orang
Sementara itu, hingga Jumat malam pukul 23:00 WIB, tim SAR gabungan menemukan satu korban meninggal dunia di sektor A4. Dengan tambahan ini, total korban meninggal akibat ambruknya mushalla meningkat menjadi 14 orang, dari sebelumnya 13 orang.
Tim SAR terus memprioritaskan pencarian korban yang masih tertimbun reruntuhan dengan membuka akses material bangunan menggunakan alat berat. Meskipun demikian, mereka tetap berhati-hati agar tidak membahayakan tubuh korban yang mungkin masih berada di bawah puing.
“Sekitar 60 persen material bangunan sudah dibongkar, namun tujuan utama bukan untuk merobohkan seluruh bangunan, melainkan membuka akses agar proses evakuasi dapat berjalan lebih cepat,” ujar Nanang.
Baca Juga: Pemotor Asal Sumenep Tewas Ditabrak Kereta di Sememi Surabaya
Strategi Pencarian dan Keselamatan Korban

Dalam proses evakuasi, penggunaan ekskavator difokuskan hanya untuk membuka jalur akses, bukan untuk mengangkat korban. Setiap sektor pencarian juga dilengkapi petugas keselamatan yang memantau secara visual, sehingga jika terlihat tanda-tanda keberadaan korban, proses pembongkaran langsung dihentikan dan evakuasi dilakukan.
“Prioritas kami adalah keselamatan korban dan tim. Evakuasi akan segera dilakukan begitu ada indikasi keberadaan santri,” jelas Nanang.
Proses pencarian ini mengikuti standar operasional pencarian dan pertolongan selama tujuh hari. Namun, waktu operasi bisa diperpanjang jika tim SAR menemukan indikasi korban yang masih hidup di bawah reruntuhan. Menurut perhitungan tim, secara matematis proses evakuasi kemungkinan bisa selesai hari ini atau maksimal besok, tergantung situasi di lapangan.
Harapan dan Tantangan di Lapangan
Meski sebagian besar material bangunan sudah dibersihkan, tim SAR masih menghadapi tantangan dalam memastikan semua korban ditemukan. Bangunan mushalla yang runtuh sebagian besar terbuat dari beton dan kayu, sehingga puing-puingnya berat dan membutuhkan kehati-hatian ekstra.
Nanang menekankan pentingnya koordinasi antara tim SAR, petugas keselamatan, dan pihak Ponpes untuk mempercepat proses evakuasi. Di sisi lain, dukungan dari keluarga korban juga berperan besar dalam memberikan informasi terbaru mengenai santri yang hilang atau selamat.
“Kami menghimbau masyarakat dan wali santri agar memberikan informasi yang akurat, karena setiap data sangat penting dalam membantu kami menemukan korban yang mungkin masih tertimbun,” ujarnya.
Sementara itu, upaya pemulihan dan pendataan korban terus dilakukan, termasuk memastikan setiap santri yang pulang dari pondok tercatat dengan jelas. Dengan koordinasi yang baik, diharapkan semua korban dapat ditemukan dan keluarga menerima kepastian secepatnya.
Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Surabaya dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpecaya hanya di Info Kejadian Surabaya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari detik.com
- Gambar Kedua dari antaranews.com